24 Jam Ramadhan Bersama Rasulullah SAW

Bulan Ramadhan, hari demi harinya adalah rentang waktu lipatan pahala yang tak ada batasnya. Jam demi jamnya adalah rangkuman kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hambaNya. Menit demi menitnya adalah hembusan angin surga yang begitu menyejukkan. Detik demi detiknya adalah kesempatan yang tak ternilai dibandingkan seumur hidup kita. Maka, mengagendakan aktifitas selama bulan Ramadhan menjadi sangat penting. Disiplin dan hati-hati menjalani hari-harinya harus menjadi tekad dalam hati setiap semua hamba Allah SWT yang menghendaki maghfirah dan hidayahNya.

Berikut ini adalah contoh bagaimana kita melewati hari demi hari yang penuh kemuliaan itu. Dengan mengikuti kebiasaan dan perkataan Rasulullah SAW, para salafusshalih dan juga para ulama yang begitu menyadari kemuliaan Ramadhan. Semoga Allah SWT menguatkan kita untuk menjadi alumni Ramadhan yang berhasil.

Waktu sahur hingga subuh :

Bangunlah sebelum fajar, sekitar pukul 03.00 pagi. Ini adalah waktu sepertiga malam terakhir yang istimewa. Lakukan shalat qiyamul lail beberapa rakaat. Jangan lupa bangunkan keluarga untuk bangun malam. Umar bin Khathab ra biasa mengerjakan shalat malam. Apabila tiba pertengahan malam, beliau segera membangunkan keluarganya untuk shalat. Ia berseru : “ Shalat, shalat!” seraya membacakan ayat ini : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat ( yang baik ) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.” (QS. Thoha : 132 )

Banyak di antara kita yang lalai melewatkan waktu ini dengan istirahat dan tidur, lalu segera makan sahur. Mungkin karena mengganggap ibadah shalat tarawih sudah dilakukan setelah isya. Padahal waktu-waktu sepertiga malam seharusnya tetap bisa dihidupkan lebih banyak daripada bulan-bulan lain. Pada waktu inilah disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW , “ Rabb kami turun setiap malam ke langit dunia saat sepertiga malam terakhir dan berkata : “Siapa yang berdoa kepadaKu, Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepadaKu, Aku beri. Siapa yang memohon ampun kepadaKu, Aku ampuni dia.” (HR. Jamaah).

“Barangsiapa  yang menunaikan qiyamul lail pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Dalam Al – Qur’an, Allah SWT berfirman : “ Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb yang Maha Penyayang itu ( ialah ) orang –orang yang berjalan di atas bumi dengan merendahkan hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata ( yang mengandung ) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” ( QS. Al – Furqon : 63 – 64 )

Setelah itu kita bisa menunaikan makan yang memang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Jangan lupa tanamkanlah niat dan ikhlaskanlah berpuasa pada siang hari nanti. Lalu bersiap untuk shalat subuh berjama’ah di masjid dan berangkat lah lebih awal. Di masjid sibukkanlah diri dengan memperbanyak istigfar. Aktivitas ini disebutkan dalam Al Qur’anul Karim,” … Wal Mustagfiriina bil ashaar… “ Pada waktu sahur kita memang dianjurkan banyak berdo’a, karena waktu sahur termasuk waktu diijabahnya do’a seorang hamba. Setelah azan subuh dirikanlah shalat dua rokaat sebelum subuh. Kemudian tunaikanlah shalat subuh berjamaah.

Setelah Shubuh :

Berhati-hatilah dari terpaan rasa kantuk bila kita tidak terbiasa bangun  lebih pagi pada hari-hari yang lain. Berusahalah untuk tidak tidur dalam ruas waktu setelah subuh hingga terbit matahari. Para salafusshalih sangat tidak menyukai tidur pada waktu itu. Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam Madarijus Salikin menyebutkan, “ diantara tidur yang tidak disukai menurut mereka ialah tidur antara shalat subuh dan terbit matahari, karena ia merupakan waktu untuk memperoleh hasil. Bagi perjalanan ruhani, pada saat itu terdapat keistimewaan besar, sehingga seandainya mereka melakukan perjalanan ( kegiatan ) semalam suntuk pun, belum dapat menandinginya.” Jika kita sangat dibebani ngantuk, bertahanlah dan bersabarlah, karena kebiasaan itu akan terbentuk setelah 3 hari kita melakukan suatu ritme yang berbeda. Selanjutnya insya Allah kita tidak  akan merasakan kantuk sedahsyat sebelumnya.

Duduk berzikir setelah subuh hingga matahari terbit adalah sunnah. Dari Abu Umamah Ra dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah kemudian duduk berzikir kepada Allah sampai terbitnya matahari, kemudian berdiri dan shalat 2 rakaat, maka ia akan memperoleh pahala haji dan umrah”.  Waktu ba’da subuh hingga matahari terbit adalah waktu yang penuh barakah yang seharusnya benar-benar dipelihara oleh setiap mukmin. Peliharalah waktu itu dengan mengisinya melalui tilawatul Qur’an 1 juz dalam satu hari, berzikir atau menghafal. Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW selesai menunaikan shalat subuh, bahwa ia selalu duduk ditempat shalatnya hingga matahari terbit”. ( HR. Muslim )

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadist dari Anas bin Malik dari Rasulullah, bahwa beliau bersabda : “Barangsiapa shalat fajar berjama’ah di masjid , kemudian tetap duduk berzikir mengingat Allah , hingga terbit matahari lalu shalat 2 rakaaat ( Dhuha ), maka seakan-akan ia mendapat pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna”. ( Dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

Hal ini berlaku pada setiap hari, maka bagaimana pula dilakukan pada bulan Ramadhan. Berusahalah mendapatkan pahala yang agung ini. Dengan tidur malam yang cukup dan meneladani orang-orang shalih. Senantiasa bersungguh-sungguh dalam mencari keridhaan Allah SWT, dan selalu bertekad untuk mencapai derajat yang tinggi di surga.

Sholat Dhuha :

Sholat Dhuha disebutkan oleh Rasulullah adalah shalatnya orang-orang Awwabin, yakni orang-orang yang kembali pada Allah SWT. Waktunya mulai meningginya matahari sepanjang tombak. Menurut hadist shahih, shalat dhuha dilakukan paling sedikit 2 rakaat dan paling banyak 8 rakaat.

Saat bekerja :

Banyak di antara kita yang  tetap memiliki rutinitas mencari nafkah, belajar dan bekerja di bulan ini. Bekerjalah dengan penuh semangat dan teliti. Selingilah waktu-waktu bekerja dengan berzikir dan tidak meninggalkan shalat berjamaah di awal waktu. Teruslah berusaha menambah amal-amal sunnah yang bisa dilakukan di saat bekerja. Seperti mengajak orang lain kepada kebaikan, bersedekah, ikut berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan di masjid kantor dan pada bulan Ramadhan sebagainya.

Ingatlah sabda Rasulullah SAW, “ Seluruh amal ibadah bani Adam adalah miliknya, dan setiap kebaikan akan dibalas sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat.” Allah SWT berkata : ”kecuali ibadah puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Akulah yang langsung membalasnya. Seorang yang berpuasa telah menahan diri dari syahwat, makanan dan minumannya karena Aku semata. Ada dua kegembiraan bagi yang berpuasa, kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan takkala bertemu dengan Allah. Dan sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak kesturi.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Pertengahan siang :

Berusahalah untuk beristirahat sekitar 15 hingga 30 menit menjelang atau sesudah waktu shalat zuhur. Istirahat dan tidur pada rentang waktu ini disebut dengan qailullah. Rasulullah SAW dan para salafusshalih biasa melakukan qailullah. Imam Al Ghazali menyebutkan, bahwa qailullah merupakan simpanan energi bagi mereka yang ingin melakukan qiayamul lail pada hari itu. Waktunya tidak lebih dari setengah jam. Tapi manfaatnya akan terasa saat kita bangun malam.

Waktu asar :

Shalatlah berjamaah di masjid. Ingatlah lipatan pahala di bulan ini, minimun adalah 70 kali lipat dari kebaikan di bulan selainnya. Bila usai shalat saat bekerja sudah selesai, lakukanlah kajian-kajian keislaman, baik dengan membaca buku, diskusi, mendengarkan ceramah, mendengar kajian melalui kaset, atau lainnya. Banyak tema yang bisa kita perdalam pada kesempatan ini, misalnya tema-tema “ pelembut jiwa dan hati “ informasi ini bisa diambil dari hadist-hadist Nabawi atau dari tafsir Al – Qur’an. Mendengarkan kajian islam melalui kaset bisa menjadi alternatif baik karena bisa dilakukan sambil melakukan pekerjaan rumah yang lain. Lakukan hal ini sampai menjelang maghrib untuk bersiap zikir sore. Segeralah berbuka kemudian shalat maghrib di masjid. Setelah shalat maghrib lanjutkan berbuka puasa ala kadarnya, jangan terlalu kenyang.

Waktu Maghrib / Berbuka puasa :

Bersyukurlah secara lebih mendalam kehadirat Allah SWT. Bahwa kita diberikan karunia untuk bisa menyelesaikan hari dengan berpuasa. Jangan lupa berdo’a dengan khusyuk ketika berbuka. Ada sebuah do’a yang tidak tertolak bagi orang yang berpuasa saat berbuka. Berbukalah dengan tegukan-tegukan air manis diiringi dengan kesyukuran di dalam hati. Sebaiknya kita tidak segera melanjutkan berbuka dengan makanan berat. Tundalah sebentar makanan berbuka kita, untuk menunaikan shalat maghrib berjamaah di masjid. Ingatlah kenapa kita penting mempertahankan ibadah shalat berjamaah di masjid. Usai berjamaah, lanjutkan berbuka dengan memakan makanan lebih berat. Jangan terlalu banyak, makanlah secukupnya saja.

Waktu Isya :

Segeralah pergi menunaikan shalat Isya dan tarawih di masjid. Berusahalah untuk disiplin melakukan shalat isya dan tarawih di masjid, apapun keadaannya. Jika harus terhalangi oleh kegiatan yang mendesak, lakukan shalat tarawih segera setelah kita selesai menunaikan kegiatan tersebut. Setelah itu pulanglah ke rumah untuk bertemu dan berbincang-bincang dengan keluarga. Mungkin juga saat itu kita menyimak perkembangan berita namun tidak terlena hingga melewati jam 10 malam. Tidurlah segera, semampunya.

Sebaiknya kita menyempurnakan shalat tarawih bersama imam, agar kita termasuk orang-orang yang menghidupkan Ramadhan dengan shalat malam. Rasulullah SAW bersabda : ” siapa saja yang shalat tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk”.( HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah)

Lakukanlah ini terus-menerus sepanjang 20 pertama bulan Ramadhan. Untuk kaum muslimah tentu saja agenda di atas bisa dilakukan di rumah. Tapi untuk shalat isya dan tarawih bisa dilakukan  di masjid. Ingat juga, agar kita lebih banyak mendengarkan kajian islam maupun tilawah Al Qur’a, di rumah di sela-sela mengurus pekerjaan rumah.

Setelah 20 Hari Ramadhan :

Rasulullah SAW biasa beri’tikaf 10 hari setiap bulan Ramadhan. Pada tahun beliau wafat, beliau ber’itikaf selama 20 hari (HR. Al-Bukhari). I’tikaf adalah ibadah yang menghimpun berbagai jenis ibadah lainnya. Baik tilawah Al-Qur’an, shalat, dzikir, do’a, tadabbur dan lain-lain. Bagi kita yang belum pernah melaksanakan I’tikaf. Mungkin membayangkan I’tikaf adalah ibadah yang berat dan sulit. Bagaimana  mungkin kita bisa menjalani hidup selama 10 hari di masjid ? bagaimana dengan keperluan harian kita ? bagaimana juga dengan keluarga di rumah ? padahal sebenarnya jika dijalankan dirumah dengan penuh keikhlasan dan tekad yang sungguh-sungguh, I’tikaf tidak sesulit yang dibayangkan. Allah SWT akan mempermudah orang yang bersungguh-sungguh dan ikhlas menjalankan ibadah kepada-Nya.

I’tikaf sangat dianjurkan pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan sekaligus untuk meraih malam lailatul qadar. I’tikaf adalah mengurung diri dan mengikatnya untuk berbuat taat dan selalu mengingat Allah. Memutuskan hubungan dengan segala kesibukan-kesibukan duniawi. Mengurung hati dan jasmani hanya untuk Allan dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Tidak ada terbetik dalam hatinya sesuatu keinginan pun selain Allah dan yang mendatangkan ridha-Nya.

Ibnul Qayyim ketika menjelaskan beberapa hikmah I’tikaf berkata:” kelurusan hati dalam perjalanannya menuju Allah sangat bergantung kepada kuat tidaknya hati itu berkonsentrasi mengingat Allah. Dan merapikan kekusutan hati serta menghadapkanya  secara total kepada Allah. Sebab kekusutan hati hanya dapat dirapikan dengan menghadapkannya secara total kepada Allah. Perlu diketahui bahwasannya makan dan minum yang berlebihan, terlalu banyak berbicara dan tidur akan menambah kekusutan hati bahkan dapat menceraiberaikannya, dan menghambat perjalanannya kepada Allah atau melemahkan langkahnya. Maka sebagai konsekuensi rahmat Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengasih terhadap hamba-hamba-Nya, Allah mensyari’atkan ibadah puasa atas mereka untuk menghilangkan kebiasaan makan dan minum secara berlebih-lebihan serta membersihkan hati dari noda-noda syahwat yang menghalangi perjalanannya menuju Allah. Dan mensyari’atkan I’tikaf yang inti dan tujuannya ialah menambat hati untuk senantiasa mengingat Allah, menyendiri mengingat-Nya, menghentikan segala kesibukan yang berhubungan dengan makhluk, dan memfokuskan diri bersama Allah semata. Sehingga kegundahan dan goresan-goresan hati dapat diisi dan dipenuhi dengan dzikrullah, mencintai dan menghadap kepada-Nya.

Pelajarilah hukum I’tikaf dan tanamkanlah tekad untuk benar-benar bisa menjalaninya selama  10 hari terakhir Ramadhan. Tak ada yang bisa menandingi keutamaan malam-malam I’tikaf sepanjang hidup kita. perbanyak ibadah, seperti shalat, tilawah Al-Qur’an, membaca buku-buku agama, berdiskusi dan mengkaji masalah-masalah agama islam dan lain-lain. Jangan terjerumus pada obrolan yang sia-sia, seperti berdebat, mencela, memaki dan lain-lain.

Kaum wanita boleh beri’tikaf di dalam masjid. Jika terjaga dari fitnah dan diizinkan oleh suami. Hukum-hukum yang berkaitan dengan I’tikaf bagi kaum lelaki juga berlaku bagi kaum  wanita. Hanya saja I’tikaf kaum wanita otomatis batal jika mereka haidh. Dan mereka boleh melanjutkannya kembali jika sudah suci.

I’tikaf adalah sunnah Rasulullah SAW. Maka segeralah menghidupkan sunnah Nabi ini dan memasyarakatkannya di tengah-tengah keluarga,  kerabat dekat, saudara-saudara dan teman-temanmu serta di tengah masyarakat. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menghidupkan salah satu sunnahku yang telah diabaikan, maka ia akan memperoleh pahala seperti orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi dari pahala mereka sedikitpun”. ( HR Tirmidzi ). Di sisi lain beberapa faidah yang dapat dipetik dari sunnah I’tikaf ini adalah pembinaan jiwa dan melatihnya dalam mengerjakan ketaatan.

Mencari Malam Lailatul Qadar :

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya kami telah menurunkannya ( Al Qur’an ) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. ( Al-Qadr:1-3)

Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang bangun di malam Lailatul Qadar karenakeimanan dan keihklasan, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu”. ( HR. Al-Bukhari dan Muslim )

Rasulullah SAW senantiasa mencari malam Lailatul Qadr dan memerintahkan para sahabat untuk mencarinya. Beliau membangunkan keluarganya pada malam sepuluh terakhir dengan harapan mendapat malam Lailatul Qadr. Dalam Musnad Ahmad dari ‘Ubadah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang bangun sebagai usaha untuk mendapat malam Lailatul Qadr, lalu ia benar-benar mendapatkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang”.

Sejumlah salafusshalih mandi dan memakai minyak wangi pada sepuluh   malam terakhir untuk mencari malam Lailatul Qadr, malam yang telah dimuliakan dan diangkat derajatnya oleh Allah. Jika kita termasuk orang yang telah menyia-nyiakan umur, kejarlah segala yang  terluput atas dirimu pada malam Lailatul Qadr ini. Sebab malam inilah sebagai pengganti umur, beramal pada malam ini lebih baik dari pada seribu bulan. Malam itu datang pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, tepatnya pada malam-malam ganjil, dan lebih diharapkan lagi pada malam kedua puluh tujuh berdasarkan riwayat Muslim dari Ubay bin Ka’ab Ra bahwa ia berkata : “Demi Allah, sungguh aku mengetahui datangnya malam itu. Yaitu pada malam yang Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh”.

Namun begitu, hendaknya kita tidak terlalu terpengaruh dengan hitungan malam ganjil atau tidak. Lakukanlah sepenuh kemampuan dan keseriusan setiap malam-malam dari 10 terakhir bulan Ramadhan, kerap kali orang yang hanya mencari malam-malam ganjil ternyata justru alasan tersebut tidak bisa memaksimalkan amal-amal ibadah di malam bulan itu.

Semoga kita dikaruniakan Allah SWT termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapat rahmat-Nya karena bulan yang mulia ini…..Amien.

One thought on “24 Jam Ramadhan Bersama Rasulullah SAW

  1. aLHAMDULILLAH…NAMBAH ILMU
    SEMOGA ALLAH SWT SELALU MELIMPAHKAN RAHMAT DAN HIDAYAHNYA KEPADA ANTUM, SEHINGGA TETAP DAPAT BERINFAQ (ILMU) BAGI UMMAT

    MATARAM-NTB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *