Sepulang dari menunaikan ibadah haji kemarin, kawan saya membawa oleh oleh buah Tin dan buah Zaitun, sembari menikmati oleh oleh dari Baitullah itu beliau menceritakan tentang karakteristik buah Tin dan Zaitun.
Katanya, Buah itu bisa tumbuh baik dipelihara maupun tumbuh liar, bedanya, jika ia tumbuh liar, maka buahnya akan masam sementara jika ia diperlihara maka rasanya akan manis
Pararel dengan hal tersebut dia berkata mungkin itulah kenapa Allah ketika berfirman dalam surat At Tiin dimulai dengan Qossam(sumpah) yaitu Wa at Tiini wa as Zaituun — demi buah Tin dan buah zaitun – dalam ayat ayat selanjutnya di surat itu Allah menceritakan tentang 2 tipe manusia, manusia yang pada awalnya semuanya diberikan Allah bentuk yang sebaik baiknya. Qs 95 :4″ sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” inilah bentuk awal manusia
Dalam perjalananya manusia terbagi dalam dua golongan besar :
1. manusia yang dalam perjalanannya kembali ke tingkatan yang serendah rendahnya yaitu neraka, karena dalam kehidupannya ia tidak mau memelihara dirinya sendiri.
QS 95:5. “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”
2. Tipe manusia yang dalam perjalannya merawat hari harinya dengan keimanan dan amal shalih, sehingga ia naik menuju tingkatan dan tempat kembali yang lebih tinggi yaitu surga
QS 95:6.” kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh;maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”
Nah itulah bagaimana gambaran manusia itu persis buah Tin dan Zaitun … awalnya ia sama saja, yang membedakan adalah apakah ia mau merawat dirinya dengan iman dan amal shalih ataukah tidak. hasil dari dua pilihan ini tentu menghasilkan konsekwensi yang berbeda …
Pohon yang tumbuh liar akan berasa masam .. yang dirawat akan berbuah manis .. jika kita membiarkan diri kita hidup tanpa aturan yang jelas, buah yang akan kita petik tentu saja “masam” dan secara aksiomatik begitu pulalah sebaliknya …
QS 95:7-8. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?. Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya? “
saya punya pohon buah tin dan buahnya
pelajaran hidup yang penuh inspiratip
trima ksih atas artikel nya,nich sngat brmanfa’at bgi saya..